Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Single Moving Average sebagai Metode dalam Trading, Ini Pengertiannya

Dalam berbagai teknik Single Moving Average, banyak digunakan untuk  prediksi data deret waktu yang memakai smoothing atau pemulusan data. Termasuk salah satu teknik paling sederhana, dimana konsepnya memenggal keseluruhan data. Jadi setiap periode terdapat rata-rata kecenderungan di dalamnya, berikut penjelasannya.


Apa Itu Single Moving Average?

Suatu metode atau prediksi yang menggunakan pergerakan rata-rata tunggal adalah Single Moving Average, di mana pengamatan nilainya diambil dari sekelompok pengamatan. Nilai rerata yang akan dihasilkan akan mempunyai periode dengan berbagai ramalan pada masa mendatang dengan berbagai karakteristik, yaitu:

  • Penggunaan Data Historis. Supaya bisa menentukan jumlah periode yang dibutuhkan tentu memerlukan data historis tertentu. Penggunaanya selama jangka waktu periode yang telah ditetapkan.  Contohnya saja, jika melakukan Moving Average dalam 3 bulan, maka akan dapat diprediksi pada bulan ke-5 sudah selesai.
  • Panjang Waktu. Dampak dari efek pemulusan data juga akan terlihat dalam setiap prediksi atau akan memperoleh informasi data halus. Artinya data sepanjang waktu tersebut dapat dikumpulkan dan tercatat informasinya.


Penginputan Data SMA

Dalam sebuah ramalan agar dapat melihat periode SMA bisa memilih 5 dan 7 orde terbaik. Contoh studi kasus untuk menghitung MA, jika terdapat 5 data yaitu, dengan mengurutkan reratanya dari yang paling akhir.

Berikutnya perkiraan error, dimana terjadinya pengurangan data awal setelah adanya penggabungan yang menghasilkan MA 5. Kuadratkan hasil error untuk dapat menghitung nilai Sum Squared Error yaitu dengan menambahkan semua fungsi. Jika sudah, kemudian hitung nilai MAPE, sebelumnya harus sudah mencari nilai APE.

Jangan lupa untuk memasukkan SSE dan Mean Square Error untuk mengevaluasi metode dari tiap masing-masing prediksi yang dilakukan. Seringnya terjadi kesalahan dikarenakan ramalan perkiraan salah besar. Lalu, mengapa hal ini bisa terjadi? Ini terjadi disebabkan karena setiap kesalahan akan dikuadratkan.

Jika dianalisa kembali berdasarkan pengujian dalam mengiput sejumlah data yang menggunakan metode SMA adalah yang terbaik. Dibenarkan berdasarkan periode yang terdapat di antara orde 5 dan 7 yaitu 5, sehingga nilai MAPE dan MSE-nya rendah.

Penggunaan percentage error juga berlaku ketika pengukuran atau besarnya variabel dirasa penting. Ketepatan evaluasi dan juga prediksi diperoleh dari hasil yang didapatkan sebelumnya. Kira-kira begitulah cara menginputkan data yang terjadi di SMA dengan Excel.


Manfaat yang Diperoleh

Setiap indikator tentunyaa mempunyai kekurangan ataupun kelebihan, begitu juga dengan teknikal single. Penggunaanya yang keraap kali dicap sederhana terkadang juga sangaat rumit untuk dimengerti  para pemula. Berikut daftar manfaat yang didapatkan dengan menggunakan teknik tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sebagai Identifikasi Tren Saham

Adanya analisis grafik dalam pergerakkan garis Moving Average tentunya membuat trader dapat terbantu. Pasalnya nilai tren yang naika akan mempengaruhi trading yang terjadi di pasar. Ketika harga mencapai area bawah garis, maka kecenderungan harga untuk turun. Berbeda ketika hatga yang berada di atas maka, akan terjadi yang namanya kenaikan.

2. Pemberi Informasi Pembalikan Tren

Setiap trader pasti bertanya-tanya kapan waktunya tren harga akan naik? Nah, dengan adanya informasi yang diberikan seputar pembalikan nilai tren berfungsi untuk masuk pasar. Garis tersebut dapat dilihat pada pola perpotongan MA 20 dan MA 50. Dengan begitu, trader dapat dengan mudah mengamati bagaimana pergerakan tren yang terjadi. 


Itulah uraian dari beberapa hal penting dari Single Moving Average yang bisa diketahui. Selain salah satu indikator teknikal yang baik, fungsinya dapat membantu para trader untuk melakukan analisa dan prediksi pasar dengan tepat.

Posting Komentar untuk "Single Moving Average sebagai Metode dalam Trading, Ini Pengertiannya"