Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Indikator Support Resistance yang Perlu Dipahami

Saat melakukan trading, ada banyak poin yang harus diperhatikan. Salah satu poin yang paling penting adalah indikatornya. Untuk indikator support resistance sendiri ada beberapa yang perlu dipelajari. Kenapa hal ini penting? karena penggunaan indikator yang tepat saat trading juga bisa menghasilkan nilai keuntungan yang besar.


Support sendiri memiliki arti sebagai batas titik penurunan harga, sedangkan resistance sebagai batas titik kenaikan harga. Jika indikatornya dipakai dengan tepat, maka nilainya akan pas dan bisa membawa keuntungan. Penasaran dengan jenis indikatornya? Berikut adalah daftar beserta penjabarannya:

1. Trendline

Indikator yang pertama adalah trend line. Proses penggunaan indikator ini sendiri sangat mudah. Seorang trader hanya perlu menggabungkan dua lembah dan sua puncak untuk mendapatkan titik baru. Melalui penggabungan tersebut, maka akan didapat garis atau area baru yang bisa dijadikan capaian support dan resistance.

Apabila sudah mempraktikkan metode tersebut, maka bisa disimpulkan hasilnya. Apabila harga yang didapat mendekati trendline, maka akan bisa dilihat seberapa besar peluang resistance dan support yang bisa dipakai. Asal pengaplikasiannya tepat, maka hasil yang bisa didapat juga sangat pas dan bisa mendatangkan keuntungan.


2. Fibonacci Retracement

Selain trendline, media lain yang bisa dipakai sebagai penentu support dan resistance adalah fibonacci retracement. Indikator ini termasuk yang paling populer dan umumnya dimanfaatkan oleh trader. Dalam penerapannya, ada nilai-nilai tertentu yang bisa dipakai menyesuaikan kebutuhan saat melakukan trading.

Nilai tersebut adalah 100%, 76%, 61%, 50%, 38%, 23%, dan 0%. Dengan nilai-nilai ini, maka penentuan support dan resistance bisa dilakukan dengan mudah. Meski nilai tersebut bisa dimanfaatkan, namun ada nilai-nilai tertentu yang umum dipakai. Yaitu nilai yang terdiri dari 61%, 50%, dan 38%.


3. Round Number

Indikator support resistance yang ketiga ini sangat mudah untuk dipakai. Hanya dengan melihat melalui mata saja, maka sudah bisa disimpulkan. Metodenya adalah angka dalam grafik yang bulat. Jika angka yang muncul bulat, maka sudah bisa ditentukan bahwa angka tersebut bisa dimanfaatkan sebagai support dan resistance.

Semakin bulat angkanya, maka angka harga tersebut bisa dipercaya untuk dipakai. Apabila memakai metode ini, tunggu saja hingga angkanya memunculkan nominal yang bulat. Saat angkanya sudah bulat, maka harga tersebut sudah bisa dikatakan kuat untuk dimasuki atau dimanfaatkan dalam melakukan trading.


4. Pivot Point

Jika indikator ketiga di atas bisa dilakukan hanya dengan dilihat, maka indikator yang keempat ini harus menggunakan rumus hitung. Apabila memanfaatkan pivot point, maka ada tiga komponen utama yang harus diketahui. Komponen tersebut adalah harga paling rendah, harga penutupan, dan harga tertinggi dalam trading.

Dengan memanfaatkan tiga komponen ini, maka penghitungannya bisa dilakukan. Tujuan dari penghitungannya sendiri adalah untuk menentukan estimasi nilai support dan resistance untuk masa yang akan datang. Bagi trader yang ingin memanfaatkan metode ini, maka harus mempelajarinya lebih dalam terlebih dahulu.


5. Moving Average

Untuk indikator yang kelima ini, pergerakannya sudah menyesuaikan dengan pergerakan harga terbaru. Sehingga bisa dikatakan setiap naik turunnya harga dipengaruhi oleh trend terbaru. Bagi trader, indikator ini adalah yang paling mudah dimanfaatkan karena tidak perlu melakukan penghitungan yang rumit.


Lima jenis indikator support resistance di atas memang perlu dipahami oleh setiap trader. Ada beberapa indikator yang mudah dalam pemanfaatannya, ada juga yang harus dipelajari dahulu. Untuk memahami semuanya, maka dibutuhkan pengalaman dalam trading yang cukup lama. Semakin paham penggunaan indikator, maka keuntungan juga semakin besar.

Posting Komentar untuk "Indikator Support Resistance yang Perlu Dipahami"